Cerpen 2



Petualangan Leo, Lia, Rick : Kabur dari Rumah Veraa
Oleh : Ayashadanica Aldea Khusna


Aku benar-benar merasa tegang saat ini, berada di sebuah bangunan yang bahkan aku tidak tahu denahnya itu bukan hal yang menyenangkan. Apalagi, sekarang, aku sekarang buronan yang sedang di kejar musuh. Jadi, ceritanya begini, aku bersama kembaranku, Lia, dan Rick menyelidiki sebuah bangunan yang sepertinya tempat Vera menyimpan semua barang curiannya. Termasuk, kunci milik kami yang di rampasnya. Kunci yang dapat menghubungkan kami ke pintu waktu...
Tidak ada waktu untuk bercerita lebih banyak. Salah satu anak buah Veraa sudah bergerak, membawa satu bom asap di tangannya. Aku harus berhati-hati. Aku tidak mau pingsan dan dijadikan sandera oleh Veraa. Aku mengintip dari balik lemari tempatku bersembunyi, ah! Ada Veraa! Aku menyesal kenapa tadi aku tidak menuruti kata-kata Rick untuk tidak masuk ke sini.
“Mana si Leo?!” tanya Veraa ketus. Rambut nya yang ikal ia gulung dengan rapih, tetapi, menurutku, Lia, jauh lebih cantik.
“Aku lihat sendiri, dia berlari ke arah sini,” Sam tertawa, “Dia tidak akan kemana-mana, walaupun ruangan ini luas dan banyak barang, semua pintu ke ruangan ini sudah ku kunci, Nona.”
Lehernya tercekat. Dari balik lemari aku dapat mendengar semuanya. Apa? Semua pintu menuju ke ruangan ini sudah di kunci? Apa yang harus kulakukan? Aku jadi merasa seperti cicak yang tidak melukai ekor diincar oleh sepuluh kucing. Merapatkan diri ke sudut lemari adalah jalan terbaik.
“Bagus, Sam. Ayo kita cari. Leo? Dimana, kau? Jangan jadi seorang pengecut dibalik tempat persembunyianmu,” aku melihatnya sendiri, Veraa membuka semua laci, lalu mencariku di setiap sudut. Sam, juga ikut membantu. Oh tidak, Veraa sedang berjalan menuju lemari tempatku bersembunyi. Beruntung ia malah berbisik ke Sam, kedua orang itu menblakangiku.
Ini kesempatan, aku membuka pintu lemari dengan cepat, Veraa menengok, aku berlari ke sebuah pintu, terkunci. Sam tidak main-main dengan katanya. Veraa dan Sam sudah berlari kearahku. Hanya dalam hitungan detik, tidak, hitungan menit, aku akan jadi seekor cicak gepeng. Aku menaiki sebuah lemari yang terletak di sebelah pintu, memasukinya perlahan namun cepat, lalu, setelah sampai di atas, aku beruntung, aku melihat lubang di atas pintu yang hanya di tutupi jaring penghalau serangga. Aku menendangnya, jaring itu terlepas, lubang terbuka. Veraa dan Sam sudah menaiki lemari. Aku melihat dari lubang itu, lantai ubin di seberang pintu tidak terlalu tinggi. Aku lompat dari lemari itu, lubangnya sangat pas. 
“Sampai jumpa, Veraa,” ledekku. Ternyata, apa yang kulakukan itu salah.
“PINTU TIMUR!” teriak Veraa. Aku melihatnya sendiri, semua anak buah Veraa yang berada di luar ruangan berlari, dan menungguku di bawah lubang. Aku mengambil resiko, aku melompat dan langsung berlari di lorong. Aku berbelok ke kanan, lalu ke kiri. Rick dan Lia yang kulihat sedang mendobrak pintu depan, ku tarik dan menyeret mereka menjauh dari bangunan. Aku selamat, tentu saja.

Share:

Posting Komentar

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes