Resensi Buku Tere Liye





Resensi Buku Ceroz dan Batozar

Judul : Ceroz dan Batozar
Pengarang : Tere Liye (Darwis)
Co-Author : Diena Yashinta
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama (GPU)
Tebal Buku : 376 Halaman ; 20 cm
Tahun terbit : Mei, 2018
ISBN : 978-602-0385-91-4
Harga Pulau Jawa : Rp 95.000,-

Buku ini buku serial ke 4 1/2 dari serial 'Bumi.' Dibagi menjadi 2 bagian yang pertama menceritakan soal Ceroz dan yang kedua tentang Batozar.

Sinopsis :
Bagian 1 : Ceroz
Ketiga remaja berumur 16 tahun, Raib, Seli, dan Ali sedang melakukan karya wisata di situs warisan dunia terkenal. Mereka bukan remaja biasa, Raib bisa menghilang, Seli bisa mengeluarkan petir dan Ali yang bisa melakukan apa saja. Di sana, sensor Ali menemukan kekuatan yang besar bersekala 10. Dengan berbagai pertimbangan, mereka bertiga memutuskan untuk mencari tahu dengan menggunakan ILY 5.0 Kapsul perak canggih versi terbaru yang dibuat oleh Ali dengan menggunakan 4 gabungan teknologi dari dunia parallel (baca cerita mereka di buku sebelumnya, Bumi, Bulan, Matahari, dan Bintang.)

Mereka mengikuti sensor dan menemukan tempat asing, baru, dan yang pastinya, dunia parallel yang lain. Mereka bertiga mendapat tantangan dari 2 badak bercula empat saat matahari tenggelam. Setelah melakukan pertarungan yang melelahkan, mereka tidak dapat mengatasi badak raksaksa itu. Matahari terbit dan mereka ditolong oleh 2 orang lelaki kembar bernama Ngglanggeran dan Nggalnggeram. Si kembar menceritakan sedikit soal dunia parallel mereka berasal, Aldebaran, memberitahu bahwa 2 badak yang menyerang mereka tadi malam bernama Ceroz, dan juga kenyataan pahit bahwa mereka tidak bisa keluar dari tempat itu di karenakan selaput perlindungan yang ada agar 2 Ceroz itu tidak keluar ke Klan Bumi, Klan permukaan dan menyerang semua orang

Ali menemukan rahasia, penyelesaian dari masalah mereka yang terjebak di tempat itu. Solusi itu tidak bisa diterima oleh Raib dan Seli karena Ali mengorbankan dirinya sendiri untuk tinggal di tempat itu (aku nangis di bagian ini walau jujur, aku tahu Ali tidak mungkin berpisah dengan Raib dan Seli,) mereka juga mengetahui rahasia si kembar. Bagaimana akhirnya nasib Ali? Apakah mereka bisa keluar dari tempat itu? Apa rahasia si kembar? Kalian bisa tahu kelanjutan cerita mereka di buku ini XD.

Kelebihan buku ini : Supper Badass! Aku suka karakter Ali di cerita yang ini, menunjukkan sifat mementingkan orang lainnya banget dan pertemanan mereka benar-benar tidak ada tandingannya! Apalagi candaan Ali soal pesan dari si kembar, jelas deh Ali yang ingin mendapati kenyataan itu.

Kritik dan Saran : Si kembar, Ngglanggeran dan Ngglanggeram langsung menjadi salah satu top ten tokoh favorit! Selepas dari 'wujud' mereka yang berbeda, mereka tetapalah pemuda yang baik, pintar, salah satunya pandai memasak pula. Ada baiknya kalau kehidupan mereka lebih di ceritakan? "Kalian harus tahu, kita bukanlah pihak yang menyedihkan di dalam ruangan ini.  Secara selintas, orang-orang mungkin akan lebih bersimpati kepada kita.  Pembaca kisah petualangan kita juga lebih menyukai kita.  Tetapi, sebenarnya si kembarlah yang paling pantas mendapatkan simpati." (Halaman 105) kata-kata Ali itu membuat ku menangis.
Moral : Setiap keputusan pasti ada risikonya.
Rela berkorban demi sahabat itu keputusan yang berat.
Belajar memasak itu hal yang bagus (eeehh..)

Bagian 2 : Batozar
Satu minggu setelah mereka pulang dari dunia parallel bawah tanah, supir angkot langganan Raib memberitahu ada UFO yang berkeliaran di situs warisan dunia yang seminggu lalu di kunjungi oleh mereka. Bentuknya tidak seperti piring terbang, mereka bulat, berwarna... Raib terkesiap karena mengira bahwa itu jelas ILY 5.0! Ali! Si 'biang kerok' itu pastilah ceroboh!

Belum bisa Raib berdebat dengan Ali soal itu, Raib dan Seli dipanggil ke ruang Bimbingan Konselling menemui Miss Selena, salah satu petarung dari Klan Bulan tempat Raib berasal (baca buku pertama, 'Bumi') Miss Selena alias Miss Keriting memberikan kabar buruk bahwa seorang penjahat nomor satu, yang dulunya seorang mata-mata, penjahat kelas kakap dari Klan Bulan, menguasai berbagai teknik bertarung, mencuri salah satu kapsul Klan Bulan dan menerbangkannya di wisata warisan dunia itu, ia menunjukkan video sebagai bukti. Padahal, kapsul itu dijaga ketat oleh pasukan Klan Bulan, bisa dibayangkan betapa kuatnya Batozar?

Ali bukanlah Ali kalau masalah tidak datang menimpanya. Sudah diperingatkan untuk tidak menyelidiki soal Batozar, Ali sudah berjanji dan menuruti perintah Miss Selena. Sebuah kejadian tak terduga, saat mereka bertiga mau ke warung makan berniat membeli rendang, si penjahat itu! Mereka melihatnya sendiri, mata satunya yang rusak, tiga luka di wajahnya, tampak seperti monster yang siap untuk aksi Halloween, membeli 5 bungkus nasi. Batozar belajar cepat, walaupun terbata-bata, ia bisa berbicara bahasa Klan Bumi, "Bheli... bherhapa?" Juga "khasih... therima." Itu beberapa percakapan yang ia katakan, dengan polosnya ia memberikan koin emas asli, yang langsung di sambut antusias oleh sang penjual.

Dengan pertimbangan matang, mereka memutuskan untuk menguntitnya, namun gagal, ia kabur melalui cermin, setelah melakukannya lagi untuk kedua kali keesokan harinya (karena ke-jeniusan Ali, ia dapat menebak lokasi Batozar) mereka dapat menempelkan pelacak lokasi dan mengirimkan Armada Pasukan Klan Bulan untuk menangkapnya, namun gagal. Parahnya lagi, Batozar... penjahat itu menculik mereka bertiga!

Batozar meminta Raib untuk menggunakan kekuatannya membaca alam, memberikan gambaran masa lalu tentang istri dan anaknya, hanya itu tujuannya. Ternyata, Batozar orang baik, yah... tidak sepenuhnya baik karena ia juga sudah pernah membunuh beberapa orang.
Sudah beberapa hari Raib tidak bisa melakukannya, ia harus melakukannya kalau sudah tertekan, Batozar memaksanya, menyerang Seli dan Ali dengan totokan, mereka pingsan.

Merasa bersalah, Batozar meminta mereka pulang, Raib tidak mau. Tidak sampai Batozar dapat melihat wajah istri dan anaknya yang sudah dihapus dari ingatannya. Batozar mengaktifkan pelacak lokasi, segera, semua armada Klan Bulan mengepungnya. Raib mencoba menjelaskan alasan Batozar menculiknya dan lainnya lagi... namun tidak bisa, ratusan peluru mau menembaknya hingga kenangan itu muncul.... Batozar melihatnya, namun tubuhnya langsung menghilang setelahnya. Bagaimana nasib Batozar? Apakah dia mati?

Kelebihan : Alur yang tidak ketebak! Aku jadi ingat si Sirius setelah membaca tentang Batozar. Awalnya gemas dengan si Batozar karena dia penjahat dengan kemampuan petarung yang cakap!

Kelemahan : Sedikit mudah ketebak kalau Batozar akan selamat, itu sudah terbesit di pikiranku tetapi mengingat tembakan Armada tempur dan kenyataan cermin pecah akan membahayakan teleportasi, pikiran itu tersingkir dan membuatku menangis, kasihan Batozar.

Moral : Yang terlihat jahat belum pasti jahat. Kadang orang terlihat ambisius jika menginginkan sesuatu.





Resensi Buku Komet

Judul : Komet
Penulis : Tere Liye (Darwis)
Co-Author : Dienna Yashinta
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama (GPU)
Tebal Buku : 376 Halaman ; 20 cm
Tahun terbit : Mei, 2018
ISBN : 9786020385938 Digital : 9786020385945
Harga Pulau Jawa : Rp 95.000,-

Buku ini Buku ke-5 dari serial 'Bumi'

Sinopsis :
Dengan kaburnya si tanpa Mahkota (baca buku sebelumnya) dunia Parallel sedang berada di ancaman yang besar, apalagi Fala-tara-tana juga Tamus, dua orang sekutu Si Tanpa Mahkota sedang mengumpulkan para pengikutnya.

Sebelumnya, Batozar bilang kalau ia tahu Si Tanpa Mahkota ingin menggenapkan kekuatannya di Komet, entah Kompet itu apa, Batozar tidak ingin memberi penjelasan lebih lanjut. Ali menyelidiki, menggunakan portal mini buatannya agar si kembar yang mereka kenal di Klan Matahari, bekerja di Distrik Sampah, mengirimkan buku warisan Zaad untuk nya. Ali terus menyelidiki hingga menemukan buku menjelaskan soal Komet, sebuah Klan, dunia parallel yang lain. Terletak portal di sebuah pulau kecil Klan Matahari dengan tumbuhan aneh, namun Ali tidak dapat menemukannya.

Ali memberitahu Miss Selena yang langsung di beritahukan ke Av dan yang lainnya. Esok ya, mereka berangkat ke Klan Matahari, tepatnya di stadion dan melihat bahwa pertandingan perebutan bunga matahari itu sedang berlangsung, festival tahunan Klan Matahari. Bahaya, bunga matahari pertama mekar itu akan mengabulkan keinginan orang yang memetiknya. Sesuai dugaan, Si Tanpa Mahkota datang, berhasil memetik bunga matahari pertama mekar itu dan mengucapkan keinginannya, "Bawa aku ke pulau dengan tumbuhan aneh itu." Portal terbuka, betapa terkejutnya Raib dan Seli, Ali masuk ke dalam portal mengikuti mereka, Raib dan Seli pun ikit melompat masuk.

Mereka mendarat, di sebuah pulau, pulau Hari Senin namanya, tetapi bukan pulau itu tujuan mereka, Pulau dengan tumbuhan aneh lah tujuannya. Mereka berpetualang, berkenalan dengan Kay, kakek-kakek berusia 70 tahun dan istrinya, Nay. Mereka berpetualang ke pulau hari Selasa, berkenalan dengan Max, pelaut berpengalaman yang menemani mereka hingga pulau hari Minggu. Di sana, teknologi sederhana, alat elektronik tidak dapat digunakan.

Raib, Seli, dan Ali heran karena menemukan Kay di semua pulau, dari pulau hari Senin sampai Pulau hari Minggu. Mereka terus mencoba mencari hingga ke pulau hari Minggu, Kay membuka rahasianya kalau ia sedang mengetes Ali, Seli, dan Raib selama di setiap pulau itu, Kay membuka portal dari cermin. Ketiga remaja itu dan Max, teman baru mereka, menatap sebuah pulau yang hanya butuh tiga puluh menot menaiki perahu.

Tetapi, Kay tidak mengizinkan mereka masuk, "Bunuh kami dulu, baru kalian bisa masuk," tetapi, Raib, Seli, dan Ali menolak dan memilih untuk pulang saja. Ternyata, Nay dan Kay hanya mengetes mereka, Raib, Seli dan Ali juga Max masuk ke dalam.

Seketika berubah, Max mengikat Raib, Seli dan Ali dengan jaring perak. Ialah si Tanpa Mahkota! Penghianat! Benar-benar musuh dalam selimut! Si tanpa Mahkota dapat terlihat tampan dan awet muda sedangkan usianya ribuan tahun saja bisa, apalagi mengubah dirinya sendiri menjadi wujud lain. Ali malah sibuk mengejan, gerakan mencurigai akan semakin membuat jaring perak itu melekat. Lalu, sesuatu menggelinding dari saku Ali, sesuatu yang dapat membantu mereka keluar dari masalah.




Resensi Buku Komet Minor

Judul : Komet Minor
Pengarang : Tere Liye (Darwis)
Co-Author : Diena Yashinta
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama (GPU)
Tebal Buku : 376 Halaman ; 20 cm
Tahun terbit : 11 Maret, 2019
ISBN : 9786020623399

Buku keenam dari Serial 'Bumi'

Setelah menemukan 'pulau dengan tanaman aneh' tempat portal menuju dunia Parallel itu ditemukan, mereka tidak bisa karena terjebak. Batozar, dia keliar dari sebuah cermin, membantu mereka dan mereka dapat memasuki portal menuju Klan Komet Minor

Segera mereka tahu tujuan Si Tanpa Mahkota, ia ingin memiliki senjata pusama Komet Minor, tombak yang sudah di bagi tiga dan di pisah lokasinya.

Seli kritis, digigit oleh cacing beracun. Seli diambang kematian, Raib terus berusaha menyembuhkan, tapi sia-sia. Di sisi lain mereka harus segera menemukan tombak itu sebelum si Tanpa Mahkota yang bertujuan untuk mengganbungkan semua dunia Parallel menjadi satu, menyingkirkan yang tidak memiliki kekuatan.

Dapatkah mereka menemuka tombak itu? Bagaimana nasib Si Tanpa Mahkota selanjutnya? Kalian bisa baca lanjutan kisahnua di buku ini. X)

Buku ini dabest benar-benar menghibur dan menemni! Buku fiksi karya penulis Indonesia sudah jarang ada! Terima kasih Kak Tere! Terus menghasilkan karya untuk anak Indonesia ya, Kak!
Share:

18 komentar :

  1. Weis... keren loh, resepsinya. Maju terus ya Ayasha.. Udah habis UN ya? Selamat deh, bisa puasa ramadhan lebih tenang hehe

    BalasHapus
  2. Baddaaaaasss, Kak. Jangan lupa baca bukunya sambil makan bubur putih ya hahaha
    Aku baru kelarin yang Bintang, jadi penasaran nih beli serial lanjutannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih. Maaf, ya, dipaksa pun, diminta makan bubur putih Klan Bintang tidak akan mau! Cukup si Ali aja yang kapok makan itu, hadeh, si Ali bilang kalau dia benci bubur itu hampir di semua buku setelahnya. Sip deh, bagus banget loh ini buku, Suppper Baddddas 👍🏼👍🏼👍🏼

      Hapus
  3. Super Badaas baca resensinya aja, apalagi baca bukunya yaaa
    Suka pesan moralnya: Yang terlihat jahat belum pasti jahat. Kadang orang terlihat ambisius jika menginginkan sesuatu.
    Mantul!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih, Bu... Xixixi ayo baca bukunya, dijamin ketagihan!

      Hapus
  4. Bagus deh resensinya, hebat mbak Ayasha terus berkarya ya:)

    BalasHapus
  5. Waahhh jadi penasaran nih pengen juga baca bukunya setelah baca resensi ini. Super Baddassss!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sip deh, Bu. Ayo baca buku Suppeer Badddass ini!

      Hapus
  6. Masyaallah bagus banget resensi bukunyaa, jadi penasaran pengen baca triloginyaa. Masyaallah semoga selalu rajin membaca ya dek Ayasha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, Kak. Oh, ini bukan buku trilogi,ada total 7 buku tetapi satu nya spin off. 3 buku ini lanjutan dari serial 'Bumi.' Dan saya berharap Kak Tere membuat serial ini sampai seterusnya, selanjutnya katanya akan ada 'Nebula' juga buku lain (yang berhubungan soal Dunia Parallel) berjudul 'Proxima Centauri' dan akan ada buku lagi menceritakan soal kucing Raib, si putih, ayo baca, ceritanya seru banget! Aamiin, insyallah..

      Hapus
  7. Wah, saya belum pernah baca bukunya Tere Liye say.. Hehehe kudet yah! Tapi cara kamu meresensi buku udah OK loh. Hm, tapi mungkin next bisa satu postingan 1 review buku ya. Biar fokus gitu :) semangat!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maka dari itu, Ibu harus coba baca buku super badas ini, deh! Oh, ini resensi saya ikut kan ke lomba resensi buku Kak Tere, selengkapnya bisa dilihat di Instagram Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Nah, peraturannya itu membuat 3 resensi buku dalam satu link atau page, gitu, Bu XD.

      Hapus
  8. Hai Ayasha...keren banget nih udah rajin bikin review buku dan ulasannya mantul. Btw, jadi tambah penasaran nih pengen baca serial ini, udah lama gak baca buku Bang Tere.hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo juga, Bu! Terima kasih banyak. Yuk baca buku karya 'Bang' Tere.

      Hapus
  9. Keren ngeborong resensi hihi...sukses dan trus semangat. Udah bagus resensinya jd pngen baca buku Tere Liye...

    BalasHapus
  10. Saya punya ketiga buku ini, tapi belum tamat sampai sekarang. Hihihi...ditampol Kang Darwis hehehe. Untungnya mbak nulis ini jadi ada gairah lagi nerusin bacanya.

    BalasHapus

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes