Pengalaman Seru di Kampung Naga :
Kalau dipikir-pikir, aku nggak menyangka kalau Tasikmalaya punya permata seindah ini. Namanya Kampung Naga, Kampung yang terletak tidak jauh dari kota, namun masih hidup tanpa listrik.
Untuk menempuh perjalanan dari Kota Tasikmalaya menuju Kampung Naga diperlukan waktu 1 jam 30 menit atau bisa lebih, tergantung dulu naiknya apa, karena aku naiknya angkutan dari Singaparna, jadi lebih lama karena harus ganti angkutan 3 sampai 4 kali tergantung supirnya baik atau enggak XD. Waktu itu, padahal aku ditawarin untuk naik G* Jek atau Gr*b, tapi karena dihitung biayanya lebih mahal, dan rasanya kurang seru, akhirnya aku naik angkutan saja.
Sampai digerbang, aku harus turun tangga yang jumlahnya ratusan, beruntung tangganya tidak curam. Awalnya, memang aku sempat mau menyerah, tetapi melihat pemandangan yang begitu indah dibawah sana, aku jadi semangat banget! Rumahnya seperti gambaran rumah desa yang aku baca, atapnya dari ijuk, dindingnya dari anyaman bambu, dan berlantai kayu, speechles!
Sampai di bawah, suasananya langsung berubah. Aku merasa seperti di tempat syuting film gitu, karena Bapak-Bapak sibuk di sawah, Ibu nya menganyam bambu, Nenek dan anak remaja masak di rumah dengan tungku, anak-anak main di sungai, dan om-nya (mungkin) menjemur padi, semuanya menggunakan baju sederhana, dan untuk para wanita yang kerja di luar, mereka menutupi kepalanya dengan kain yang dibentuk ala orang minang.
Satu hal yang paling mengejutkan lagu itu, mereka masih menggunakan jamban a.k.a toilet di atas air! Jadi, setiap B.A.B, pasti nanti ikan pada ngerebutin buat makan itu. Ieww... Geli gimana... Gitu.
Aku berkeliling satu kampung pada kunjungan pertama, kunjungan berikutnya, aku kebetulan duduk di rumah yang tepat! Pemilik rumah itu seorang Ibu tua, namanya Bu Ade, dan ia pintar berbahasa Indonesia.
Bu Ade memberitahu banyak soal Kampung Naga, mulai dari tradisi 1 rumah 1 keluarga, mitos bahwa jika desa itu menggunakan listrik akan pamali, lalu sejarahnya juga, aku sambil menikmati wajik dan teh panas. Selesai makan, aku bantu menjemur dan membalik padi, membersihkan sisik dan isi 6 KG ikan (dari kampungan air dibawah jamban,) dan masak untuk acara Maulud Nabi malamnya.
Aku menghabiskan waktu dari pagi hingga siang, aku dan Mamahku juga makan nasi, rempeyek, tempe goreng tepung, dengan sambel mentah yang rasanya enak banget. Setelah selesai membantu, aku main sebentar dengan si sipit (kucing sipit yang baru aku kenalan pagi nya) lalu tertidur di lantai kayu. Atap rumah yang dari ijuk bikin rumah adem, sudah begitu lantainya kayu dan tidak menempel pada tanah.
Lalu, kejadian itu terjadi, aku disuruh sholat, tapi karena aku 'bersikeras' untuk ke toilet dulu akhirnya, waktu diperjalanan, mataku masih setengah 'mengantuk' lalu byurr! Jatuh deh aku ke balongan pembuangan kotoran dari jamban, jatuhnya aku sempat bikin beberapa ikan jantungan sangking kagetnya. Aku juga kaget banget. Sialnya ada ibu-ibu yang lihat dan mengira aku berfoto sampai terjatuh. Kebetulan, balongannya agak dalam, jadi aku jatuh terpeleset dengan split pula, sampai sekarang memarnya belum hilang.
Tapi karena aku jatuh itulah aku boleh menginap di rumah Bu Ade karena kasihan, katanya, keluarga sebenarnya tidak boleh menginap, tetapi ya... Aku ada senangnya sih.
Yang membuat malam itu semakin spesial itu karena waktu itu malam bulan purnama, aku menikmati sinar bulan yang menerangi satu kampung. Belum lagi sayur buatan Bu Ade yang enak banget.
Karena di Kampung itu tidak ada listrik, mereka menggunakan lampu petromak, rasanya seram gimana... Gitu. Apalagi waktu ke toilet malam-malam, rasanya seperti di gua.
Besoknya, sebelum kami pulang, Bu Ade menyuruh orang untuk memotong ayam kampung dan langsung ia goreng, nasi di kampung naga ini rasanya pulen banget karena masih fresh dan masaknya juga pakai tungku.
Pokoknya, pengalamanku 2 hari di Kampung Naga benar-benar mengesankan! Aku rekomendasikan tempat ini untuk berlibur sambil menikmati suasana desa! Apalagi, ini tempat 'wisata' yang tidak dipungut biaya, lho!
Sudah dulu, ya! Sampai bertemu di postingan selanjutnya!
Home Travelling Cerita di Kampung Tanpa Listrik!
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Posting Komentar